BANGSA ini harus siap menghadapi
berbagai tantangan jika ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal itu
disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo
di hadapan lebih dari 8000 mahasiswa dalam stadium general di Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (6/4).
Gatot mengungkapkan, perang yang
akan segera dihadapi bangsa ini yaitu perang energi. Berbagai gejala yang
mengarah pada perang tersebut bahkan sudah mulai tampak, salah satunya melalui
perang proxi (proxy war).
“Proxy war adalah perang dengan
menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti perang secara langsung untuk
menghindari resiko kehancuran fatal,” paparnya.
Ia memisalkan, lepasnya Timor Timur
dari Indonesia merupakan contoh nyata proxy war. Katanya, Australia kala itu
membantu Timor Timur untuk lepas dari Indonesia karena ingin menguasai cadangan
minyak yang melimpah di daerah tersebut. “Xanana Gusmao waktu itu mengonfirmasi
langsung bahwa hal ini benar. Bahwa Australia berada di balik lepasnya Timor
Timur,” kata Gatot.
Beralmamater UMM : Gatot Nurmantyo (KASAD Jendral TNI) menerima pertayaan dari mahasiswa soal Proxy War |
Agar negara ini tak mudah
terprovokasi, Indonesia menurutnya sudah mempunyai modal yang kuat yaitu
ideology Pancasila. “Kita punya ideologi yang khas, yang tidak ditiru negara
manapun. Kita punya cara beragama yang diatur dengan ketuhanan Yang Maha Esa.
Kita punya cara bersosial yang diatur dalam keadilan yang adil dan beradab.
Kita punya semangat kebangsaan dengan persatuan Indonesia. Kita punya cara
bernegara dengan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan semuanya bermuara kepada tujuan nasional kita,
untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.
Sebagai penutup, Gatot menyemangati
mahasiswa yang memenuhi hall UMM Dome untuk aktif membangun bangsa dengan ilmu
yang dipelajari selama kuliah. “Ilmu saja tidak cukup. Harus dibekali keimanan
agar ilmu tersebut tidak disalahgunakan,” tambahnya.