Jumat, 22 Juni 2012

Kiri atau Kanan ???

"ini dunia kerja bos. . .Relasi dan sedikit keberuntungan, IP mah buat orang pinter yang ga punya keduanya. . .hahahaha" (REPUBLIK TWITTER MOVIE)

berani ya orang bisa bilang begitu, percaya atau engga itu emang suatu hal yang bakal terjadi di dunia nyata. 
kuliah hubungan nya identik dengan pendidikan tertinggi, bertujuan kerja, atau sekedar ngejar gengsi, bahkan ada yang bilang kuliah buat kejar komitmen (jadi syarat dari calon mertua, , ,hahaha red,).

tapi apa yang bikin kita tetep milih lanjut kuliah????
wow, tanda tanya besar rupanya. . .coba kita simak studi kasu dibawah ini :

first story:
Dikisahkan dua orang sahabat yang baru lulus SMA sedang berdiskusi. . .
Anak 1 : "kawan, kau lanjut kuliah kemana???"
Anak 2 : "jaaah... hari gini ngurusin kuliah, kurang apa hidup gua mamen???, bokap, pengusaha, ibu gua buka praktek dokter di rumah, masa depan gua?? tinggal terusin usaha bokap gua, kakak gua juga bakal bantuin, dia kan punya modal saham dimana-mana. apa lagiii????"
Anak 1 : "itu kan punya keluarga kau kawan???, cukup bangga kau dengan hasil keluarga???, apa yang akan kau hasilkan boy??
Anak 2 : "halah,,cukup lah gamau gua bahas yang bgituan, so kolot lu ngajarin gua"

cerita barusan emang terlalu singkat dan ga cuma satu makna, tapi kalo kita coba ambil omongan anak ke 2, apa yang terbersit di pikiran kita????. anak itu malas? bodoh mungkin? atau kah memang benar ga peduli dengan kuliah???.
tapi bukan makna umum yang gitu yang mesti di ambil, coba lebih ditelisik apa yang sebenarnya dikatakan anak ke 2 tadi. bisa jadi anak tersebut hanya merasa takut, ko takut???.
ya, karena dia mikir keluarga nya sudah mapan, berkecukupan, dan punya hari tua yang menjanjikan, tapi dia, belum tau mau jadi apa, harus apa, dan gapunya ukuran untuk dirinya sendiri. dia takut ketika dirinya kuliah dan dia gagal, maka itu akan menjadi sebuah aib bagi keluarganya, atau mungkin dia tidak bisa melampaui apa yang sudah didapatkan oleh keluarganya.

Cerita ke 2:
masih keadaan sama namun berbeda lokasi. . . . (in sundanesse language)
A : "bro kuliah moal yeuh???"
B : "moal ah urang mah. . . hahahaha" (becanda lokal)
A : "eeehhh...serius atuh ah"
B : "enya atuh kudu ai kuliah mah"
A : " naha bet kudu???"
B : "enya atuh piraku dek jadi pengangguran???, kuliah atuh brow,,meh gampang meunang gawe. . ."
A : "kuliah atau neang gawe yeuh???"
B: " nya kan sakalian, kuliah da kadituna ge bakal gawe atuh"

nah, cerita ke 2 ini menggambarkan orang yang melanjutkan kuliah dan punya prospek kedepan, tapi sayang, sempit pemirsa.hanya sampai kerja.. . .sangat disayangkan. . .
logika nya ketika ingin mendapat kerja, kenapa engga untuk menilik sendiri kondisi hari ini, yang memungkinkan untuk banyak berkarya, bukan hanya bekerja, tapi mempekerjakan yang lain. apa yang ga mungkin coba???.

Cerita ke 3:
intinya sosok ketiga ini digambarkan sebagai orang yang kuliah hanya mengejar komitmen, entah itu prestasi, tuntutan gengsi, ataupun keinginan dan dorongan dari pihak luar.
cerita ketiga ini muncul karena adanya sebuah dorongan atau sering disebut "MOTIVASI". 
awalnya positif karena ada motivasi, tapi tatap realita, apakah motivasi itu akan selamanya tumbuh subur dalam memori kita??

jadi apa yang terpikirkan dari tujuan kuliah???
IP tertinggi kah?? atau jadi aktivis?? atau hanya penyambung pendidikan????
perenungan tentang ini cukup memakan waktu. . .
tak salah kalau mahasiswa arsitektur jalan disebut orang jenius atau orang pintar, mereka membuat jalan dengan 2 pilihan, belok kiri atau kanan....
ditambah dengan ilmu matematika yang disebut kurva, di situ dijelaskan bahwa ada positif di sisi kanan dan negatif di sisi kiri nya, dengan kelebihan sumbu X dan Y yang ada  di atas dan bawah nya. . .
itulah makna hidup, kiri atau kanan, atas atau bawah (posisi/kasta).

jadi, apa yang akan menjadi batu loncatan nantinya ketika kuliah, jika kuliah diorientasikan untuk ilmu, apa yang akan menjadi timbal balik nya???. jasa?gelar?
ga realistis. . .wallahu'alam.
kuliah orientasi nya kerja??? pendek dan sangat disayangkan bangku kuliah yang begitu terhormat hanya untuk mendapat kerja. . ck,ck,ck. . .kerja itu bicara soal relasi dan sedikit keberuntungan, zaman ini zaman nya tujuh turunan, jabatn ini ini sama bokap gue, yang ini om gue, yang itu sodara sepupu ibu gue. lah jabatan gue apa doong???ngumpet di ketiak keluarga...(asem dooong. . .hahaha red.).


bukan hanya berprestasi dan bekerja.KULIAH = BERKARYA
setuju atau tidak. semua butuh sosok kita sebagai mahasiswa.

Rabu, 20 Juni 2012

Putih, Hitam, Abu-abu (bukan seragam SMA)

"Salah dan Benar itu jelas, tapi yang paling ditakuti adalah suatu hal yang ada diantara keduanaya..."
"Mun dek Bageur, nya Bageur sakalian, mun dek Baong, nya Baong sakalian..."

Berbicara soal kepekaan individu, pastinya tiada akhir, ga ada yang bisa menebak, ga ada yang atu mana yang benar atau dianggap benar, sampai mana yang salah dan yang disebut salah, antara salah dan benar pasti jelas berbeda, tapi antara anggapan benar dan anggapan salah, itu yang sulit dibedakan. anggapan itu muncul dari kultur yang lahir di masyarakat sekitar. tak tau lah soal bahasan itu....

warna dasar dan warna campuran, yang memiliki arti berbeda satu sama lain. Putih, Hitam, dan Abu-abu inilah yang sering dijadikan warna kategori sifat masyarakat. Putih identik dengan arti bersih,suci,tanpa noda, warna ini bila di integrasikan pada sifat manusia akan tergambar dalam mindset  pribadi sesosok orang suci, tanpa cela, dan lain sebagainya. HItam, warna gelap, legam, tapi jelas dalam pengintegrasian ke sifat manusiawi, sosok ini yang selalu ditakuti setiap nalar dan fitrah dalam diri manusia. identik dengan keburukan, ketercelaan, dan nilai-nilai negatif lainnya.

Abu - abu, warna yang tenang, tidak contrast , warna ini memang tidak mencolok, tapi dalam sifat manusia warna ini yang sering muncul dimasyarakat kita, baik disadari atau tidak banyak dari masyarakat menggunakan warna ini sebagai gambaran hidupnya,

Dikutip dari buku "Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan" (A.malik Fadjar,Muhadjir Effendy) Universitas Muhammadiyah Malang, ada salah satu kategori sifat yang disebut Mahasiswa Utun  yang tekun belajar. kategori itu dimasukkan kedalam warna putih, karrena dia cenderung sering berdiskusi dengan buku, bangku, dan tabung-tabung yang ada di laboratorium, atau bahkan ia lebih condong kepada sifat agamis yang fanatis. karena hanya menerima teori-teori yang ia baca atau yang ia dapatkan dari apa yang dipelajarinya hanya mencakup "hitam" dan "putih" saja, kesimpulan yang ditarik dari berbagai hal yang didapat cenderung kontras bahkan tidak memberi peluang adanya nuansa pendapat atau pemahaman yang lain,lebih parahnya ketika berbicara tentang islam yang Kaaffah  maka ia merasa sudah kaaffah dan bisajadi menganggap orang lain setengah Kaaffah.  itulah warna PUTIH.

kegelapan mulai menghampiri, dunia ini semakin pekat dengan berbagai sifat dan sikap yang mulai penuh dengan unsur-unsur negatif. warna hitam ini sudah jelas sekali adanya, baik hukum masyarakaa, publik sampai agam pun jelas menerangkan tentang sifat dalam warna HITAM ini.

warna tidak contrsat  ini sering menjadi prinsip hidup yang dipilih, dan dirasa punya posisi aman. tidak salah dan tidak benar, tapi dianggap benar dan dianggap salah, hanya anggapan yang bisa menggugat sifat ini. tak ada beban, tak ada yang menyalahkan, dan tak disebut orang benar, biasa sajalah...... itu yang sering dibahasakan sifat abu-abu.

tinggal pilih warna apa yang akan diambil, idealnya pemikiran yang akan mampu memilih, tapi terkadang realita yang menjadi penentu arah, abu-abu warna yang tanggung dan mudah diposisikan,

ikat makna dengan fikiran jernih. . . .
jangan merasa nyaman pada satu posisi. . .
teruslah menjadi orang asing. . . .
kembangkan diri dalam ke asingan. . .
idealis pada prinsip dan tanggap pada realita. . .